Tangki bantuan air merangkak di single track yang menanjak |
Seperti tulisan
bencana Kekeringan kebumen 2013 bagian 1, menyampaikan permasalahan bahwa 1
tanki maksimal hanya 5 rit/ hari dan tangki yang tersedia 7 buah sangat
kurang. Jadi akar masalah yang harus
diatasi adalah:
- frekuensi tangki yang ada belum optimal,
- Jumlah tangki yang belum ideal.
Kompenen permasalahan
pertama terjadi karena dua hal yaitu:
a. Titik pengambilan
jauh, karena hanya mengambil di titik PDAM
b. aksesibilitas
yang sangat menantang: jauh, medan yang menanjak,
c. waktu
tuang yang lama, karena menggunakan ember kecil-kecil dalam jumlah yang banyak,
atau titik penuangan air yang banyak.
Untuk permasalahan
1a. diatasi dengan membuat sumur sedekat
mungkin dari titik penuangan. Hal ini akan dilaksanakan dengan pembuatan
sumur-sumur pantek di desa terdekat yang masih tersedia air, dan masayarakat
mengijinkan,
Permasalahan 1b.
diatasi dengan pengajuan nota dinas agar akses jalan ke dearah kekeringan
diperbaiki, dan jumlah muatan dikurangi untuk mengurangi resiko kecelakaan
kendaraan karena truck tangki tidak kuat menanjak
Permasalahan 1c,
diatasi dengan menghimbau masayarakat untuk membuat penampungan bersama,
sehingga tangki hanya menuang di penampungan.
bak penampung sederhana swadaya menggunakan terpal |
Jumlah tangki yang belum optimal, diatasi dengan pinjam, sewa tangki air dan menggunakan alat pengangkut non tangki. Peminjaman sudah dilakukan yaitu ke PDAM Kebumen, sementara untuk pmi jateng dan Bakorlin belum dilakukan. Sewa tangki air sudah diupayakan tetapi jatuhnya sangat mahal karena di kab kebumen belum ada swasta yang menyewakan tangki air bahkan belum ada yang memiliki tangki air. Beberapa informasi menyampaikan di kabupaten lain ada sewa tangki air, sayangnya pada saat musim kemarau seperti ini mereka juga sudah disewa di kabupaten setempat.
Solusi yang ke tiga
yang digunakan mengatasi minimnya jumlah tangki air adalah dengan menggunakan
kendaraan pengangkut air non
tangki.
Langkah ini cukup ideal, karena
masyarakat atau institusi pemilik truck atau pick up bisa ikut
berpartisipasi. Caranya kendaraan pick
up atau truck dipasang water container yang dilengkapi dengan pompa air. Solar dan upah petugas sudah tersedia
anggarannya, pompa kecil air ada 3 buah di BPBD, dan water container ada 4
dengan kapasitas masing-masing 1000 liter.
Tampaknya cara ini yang paling ideal, sehingga hanya tinggal menunggu
keikhlasan dari pemilik kendaraan merespon penderitaan masyarakat. Semoga mereka diberi hidayah Nya, aamiin
Solusi yang ke empat yang digunakan untuk mengatasi minimnya jumlah tanki adalah dengan meningkatkan kapasitas/ frekuansi tangki. Kalo selama ini 1 tangki hanya dijalankan oleh 1 team (driver dan co driver), dengan 1 shift maka langkah yang akan dilaksanakan adalah dengan menambah team untuk setiap tangki. Setiap tangki akan dipegang 2 team dan dibuat dengan 2 shift, sehingga pengiriman air akan berjalan sampai tengah malam bahkan menjelang pagi, yang dilakukan team ke dua shit malam. Bagaimana dengan tenaganya? ini persoalan besar, karena dengan 1 team saja BPBD harus melatih dan mewajibkan semua karyawan bisa mengendarai truck. Berita baiknya adalah BPBD mempunyai relawan yang cukup banyak dan sebagian bisa mengendarai truck.
Solusi yang ke empat yang digunakan untuk mengatasi minimnya jumlah tanki adalah dengan meningkatkan kapasitas/ frekuansi tangki. Kalo selama ini 1 tangki hanya dijalankan oleh 1 team (driver dan co driver), dengan 1 shift maka langkah yang akan dilaksanakan adalah dengan menambah team untuk setiap tangki. Setiap tangki akan dipegang 2 team dan dibuat dengan 2 shift, sehingga pengiriman air akan berjalan sampai tengah malam bahkan menjelang pagi, yang dilakukan team ke dua shit malam. Bagaimana dengan tenaganya? ini persoalan besar, karena dengan 1 team saja BPBD harus melatih dan mewajibkan semua karyawan bisa mengendarai truck. Berita baiknya adalah BPBD mempunyai relawan yang cukup banyak dan sebagian bisa mengendarai truck.