Rabu, 27 November 2013

Kebumen Banjir 1010 mengungsi



Kebumen Banjir 1010 mengungsi

Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan 460 desa/kelurahan dengan letak geografis bagian utara dan bagian barat merupakan daerah pegunungan (dataran tinggi) bagian tengah merupakan daerah cekungan dan daerah selatan merupakan daerah pesisisr. Ketika musim hujan turun  maka yang terjadi adalah adanya tanah longsor maupun banjir yang mengakibatkan bencana bagi masyarakat di Kabupaten Kebumen. banyak rumah longsor dan juga rumah-rumah yang terendam banjir. Disisi lain juga mengakibatkan kerugian dalam bidang pertanian yaitu terjadinya gagal panen baik petanian tanaman keras karena tanah longsor maupun tanaman padi, kedelai dan kacang hijau yang tidak dapat dinikmati oleh masyarakat karena kondisi tersebut.

Pada tanggal 26 Nopember 2013 Kebumen dilanda banjir genangan yang cukup parah dikarenakan hujan yang sangat lebat sejak tanggal 25 Nopember, dan jebolnya beberapa tanggul sungai kemit, Sungai Kedungbener, Sungai Ketek. Kecamatan Adimulyo dan Puring merupakan kecamatan yang paling parah mengalami banjir. Ada 6 desa di KecamatanAdimulyo yang tergenang yaitu desa  Sugihwaras, Tegalsari, Sidomukti, Bonjok, Kemujan, Adiluhur dan ada 3 desa di Kecamatan Puring yang tergenang yaitu: Sidobunder, Madurejo, Sidodadi

Begitu mendapatkan laporan dari BMKG Semarang, bahwa akan ada hujan lebat berhari-hari maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang di Pimpin oleh dr.Budi Satrio, Mkes., langsung bergerak cepat berkordinasi dengan pengamat sungai dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak agar melaporkan tiap menit ketinggian air sungai, dan memerintahkan Camat dan Kades untuk mengumumkan kepada warga bersiap-siap mengungsi karena ketinggian air meningkat cepat. 
Kepala Pelaksana BPBD dr. Budi Satrio, Mkes segera melaporkan kepada Sekretaris Daerah Adi Pandoyo, SH., Msi selaku Kepala exoficio BPBD. Sekretaris Daerah segera melanjutkan lapor kepada Bupati Kebumen Bupati Buyar Winarso,SE dan mengadakan rapat kordinasi seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pagi itu juga. Pada rapat kordinasi tersebut Bupati menunjuk Kepala Pelaksana BPBD untuk menjadi incident commander/Komandan kejadian dan menugaskan melakukan tindakan penyelamatan, pemberian kebutuhan pokok dan merencanakan rehabilitasi prasarana dan sarana publik yang rusak karena banjir.  Kalak BPBD segera mengaktifkan 6 kluster banjir untuk bergerak.


Karena ketinggian banjir sampai 2 meter maka warga secara spontan mengungsi ke tempat pengungsian sementara (TPS) di Pasar Blekatuk,  SMP Negeri  I Adimulyo dan Kantor Kecamatan Adimulyo, yang dirasa aman. Banjir naik dengan cepat saat anak-anak mendapatkan pelajaran disekolah sehingga banyak anak2 yang panik dan ada yang langsung pulang ke rumah. Beruntung siswa anggota Palang Merah remaja (PMR)  SMP Negeri I Adimulyo sudah terlatih sehingga dengan dipimpin oleh Ibu guru pelatih PMR, siswa-siswa PMR tetap tenang, dan bahkan membantu menyelamatkan warga.

Semua Kluster segera bergerak ke tempat kejadian perkara (TKP).  Enam kuster yang ada adalah:

  1. Kluster Manajemen dan kordinasi
  2. Kluster Pencarian Penyelamatan dan Evakuasi
  3. Kluster Pengungsian dan dapur umum
  4. Kluster Kesehatan dan Psikososial
  5. Kluster Keamanan
  6. Kluster Pemulihan Darurat

Kluster Manajemen dan kordinasi  segera melakukan rapid assement/ kajian cepat, dan memutuskan bahwa tempat pengungsian akhir di Balai desa dan lapangan desa Meles Kec Adimulyo, dan menilai  3 TPS yang ada sudah tidak aman lagi sehingga semua pengungsi harus dievakuasi ke TPA.  Kluster ini juga mengkordinir kluster lain dalam pendirikan tenda, meetakan kebutuhan pengungsi dan berfungsi juga sebagai humas.



 
Kluster PPE segera memobilisasi alat-alat pencarian, untuk melaksanakan penyelamatan dan evakuasi, Penanganan korban sesuai kondisi yang dialami, mengevakuasi hewan ternak dan peliharaan. Team SAR berhasil menyelamatkan 8 warga yang terjebak ditengah banjir, dengan perahu karet. Kluster PPE juga sangat aktif melaporkan ke kluster manajemen dan kordinasi tentang jumlah korban yang berhasil ditemukan.


Kluster Pengungsian dan dapur umum, juga dengan sigap mendirikan Barak Pengungsian, lengkap dengan dapur umum, melakukan pendistribusian peralatan tidur, dan penerangan. Dalam waktu yang sangat cepat (sebelum siang hari), kluster pengungsian dan Dapur Umum sudah dapat membagikan snack dan pada siang hari berhasil membagikan makan siang dengan menu yang baik yaitu nasi bungkus dengan lauk telur goreng, sayur buncis, dan mie. Untuk minum pengungsi kluster ini dilengkapi dengan alat penjernih air yang langsung siap diminum, dan mendirikan toilet umum menggunakan mobile toilet.



Kluster Kesehatan dan Psikososial mendirikan Posko Pelayanan Kesehatan sebanyak  2 unit di kecamatan dan 3 unit di pengungsian termasuk rumah sakit lapangan  (total 5 unit). Posko ini bertugas melaksanakan pertolongan pertama, menangani luka-luka dan melaksanakan rujukan ke RSU Daerah Kebumen dan ke RSU PKU Gombong.  Kluster Kesehatan dan psikososial bekerjasama dengan relawan yg sudah terlatih Trauma healing juga melakukan pengamanan pengungsi yg mengalami gangguan psikosis karena trauma bencana, dan terapi kejiwaan pada pengungsi yg mengalami depresi.



Klaster keamanan segera Mendirikan Posko Keamanan di pintu masuk lapangan desa Meles, mengingat tugas pokok dan fungsinya menjaga keamanan lingkungan dan aset warga. Di posko tersebut kluster Keamanan  melayani penitipan barang berharga milik pengungsi. Petugas juga melakukan patroli baik di tempat pengungsian maupun di lokasi banjir untuk mengurangi resiko penjarahan dan pencurian aset yang ditinggalkan pengungsi.



Kluster Pemulihan Darurat cukup kewalahan dangan adanya tanggul yang Jebol di 6 titik yang meliputi Kali Kemit, Kali Salak, Kali Abang, Kali Karanganyar, Kali Ketek, Kali Turus, dan Kali Banda.  Tanpa kehilangan moment yang berharga segera dibuat tanggul darurat di 6 titik tanggul yang jebol tersebut dengan Sandbag dan urugan tanah dengan karung  yang ditata dan di padatkan. 

Pemasangan Jembatan Darurat juga dilakukan dengan menggunakan jembatan Belly karena jembatan di desa Sugiwaras putus. Kluster ini juga membantu di pengungsian untuk membersihkan sampah.
Pada sore hari didapatkan data, jumlah pengungsi 1010 orang, warga yang terisolir dan harus divakuasi dg perahu sebanyak 8 orang, luka patah tulang sebanyak 9 orang, ibu hamil yang dirujuk 1 orang karena hendak melahirkan di lokasi, pingsan 10 orang, trauma psikologis 30 orang.

Demikian skenario gladi yang dilaksanakan oleh BPBD pada tanggal 26 Nopember 2013. Acara  dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Propoinsi Jawa Tengah yang sekaligus mewakili Gubernur Jawa Tengah, Bupati Kebumen beserta Muspida, Sekretaris Daerah beserta seluruh kepala SKPD dan Camat di kabupaten Kebumen, dan Kepala Pelaksana BPBD kab/kota di Jawa Tengah.
Acara dilanjutkan dengan evaluasi, dan hasil evaluasi sbb:

  1. Semua pengamat menyatakan secara aklamasi Gladi Banjir di Kebumen berhasil, dan berjalan dengan baik, sehingga sebagai tontonan sangat menghibur undangan, sebagai sarana berlatih masyarakat dan pelaksana bisa mempraktekkan dan sebagai uji renkon bisa berjalan bersama.
  2. Pengamat menyayangkan mengapa Bupati kehilangan moment menarik masuknya relawan karena beliau memeriksa urinoar lapangan, sehingga pada kesempatan gladi yang akan datang Bupati dipersilahkan untuk tetap ditempat sampai moment penting terljadi.
  3. Direkomendasikan agar masing-masing tenda memasang Papan petunjuk/ pengenal sehingga membantu pengungsi dan undangan menikmati tontonan.
  4. Pemasangan tenda berjalan sangat baik, rata-rata terpasang kurang dari 10 menit.
  5. System komunikasi yang sangat vital dalam acara untuk dipersiapkan dengan baik secara bersama antara ORARI dan RAPI, sehingga kejadian terputusnya komunikasi tidak terjadi lagi.
  6. Pemantauan di lapangan dengan telematika, video dan audio untuk bisa lebih disempurnakan, bahkan direkomendasikan menjadi alat pemantau bencana yg tetap, bukan hanya untuk gladi.
  7. Agar komunikasi dengan tempat pengungsian sementara disempurnakan lagi sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan masuknya hewan peliharaan, ke TPA
  8. Secara aklamasi man of the event pada Gladi Banjir Kabupaten Kebumen 2013 adalah mas Totok dari Bidang I BPBD Kebumen, yang paling berhasil menghidupkan acara dengan narasinya.
  9. The best cluster pada Gladi Banjir Kabupaten Kebumen 2013, menurut versi pengamat adalah PPE.



Demikian acara Gladi Banjir Kabupaten Kebumen 2013,dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga menjadi pelajaran bersama.

Kamis, 07 November 2013

Formalisasi Rencana Kontinjensi Banjir



Formalisasi Rencana Kontinjensi Banjir


Bupati Kebumen Bpk. Buyar Winarso, SE memberi sambutan selamat datang dalam acara Formalisasi Renkon Banjir Kabupaten Kebumen 2013 di Pendopo Rumah DInas Bupati

Kabid Logistik BPBD Prop Jawa Tengah
Setelah melalui proses pelatihan, sekaligus penyusunan draft rencana kontinjensi (renkon) bencana banjir, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen berhasil melaksanakan Formalisasi.  
Formalisasi adalah suatu kegiatan penandatangan komitmen bersama, untuk menyepakati draft renkon menjadi produk bersama dan dijadikan pedoman (Peraturan Bupati)  jika terjadi bencana.  Pelaksanaan formalisasi menjadi hal penting karena tidak banyak kabupaten maupun propinsi yang bisa melaksanakan kegiatan formalisasi.  Kendala yang dihadapi mengapa formalisasi renkon tidak dilaksanakan adalah menghadirkan top manajer/ top leader dalam satu waktu.  

Foto Bersama PAsca Penandatangan formalisasi Renkon Banjir Kab Kebumen 2013

Prosesi Penanda tanganan Renkon banjir Kab Kebumen th 2013

Keberhasilan Kab Kebumen melaksanakan formalisasi renkon menunjukkan bahwa kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat dalam penanggulangan bencana telah terjalin baik. Hadir dalam acara tersebut: Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Bupati,  Komandan Kodim 0709, Kepala Kepolisian Resort, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Pengadilan Negeri),   Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Direktur RSU PKU Muhammadiyah Gombong, Ketua Relawan Bencana (SAR Elang Perkasa, SAR Walet Perkasa, Tagana, PMI), dan Sektor Swasta (pengusaha).
Dalam diskusi saat pemaparan oleh Kapala BPBD Kebumen ada beberapa masukan:
1.       Komadan Kodim mengusulkan agar setelah formalisasi dan dilanjutkan legalisasi segera diikuti penyusunan SOP bagi masing-masing pelaku.
2.       Komandan kodim 0709 juga mengingatkan bahwa setiap kejadian, Bupati berhak menunjuk IC (incident Commander).
3.       Dari Camat Puring agar ada kegiatan Mitigasi struktural di sepanjang sungai yang sudah rawan
4.       Kepala Nakertransos mengusulkan penggantian ketua klaster, tetapi karena pemilihan ketua kluster merupakan proses yang demokratis sebelumnya, sehingga tidak dapat  dipenuhi.

Langkah selanjutnya setelah formalisasi adalah legalisasi, yaitu menjadikan draft renkon menjadi peraturan bupati, dan kemudian dilakukan uji sistem di lapangan dalam bentuk gladi lapangan yang rencana akan dilaksanakan di Kecamatan Adimulyo yang merupakan daerah rawan banjir.