Senin, 17 Februari 2014

Kerentanan Masih menjadi tantangan utama bagi Penanggulangan Bencana di Kebumen

Forum SKPD BPBD Kebumen

Pada tanggal 17 Februari 2014, BPBD Kab Kebumen mendapat giliran mengadakan forum SKPD perencanaan tahun 2015.  Forum dihadiri oleh SKPD terkait, perwakilan dari kluster yang ada dalam tanggap bencana, dan swasta yang diwakili oleh Bank BRI, Bank JAteng.

Forum SKPD BPBD Kebumen untuk perencanaan Tahun Anggaran 2015
Acara dilaksanakan di Gedung Pertemuan Jatijajar Komplek Pendopo Rumah Dinas Bupati. Secara umum acara berlangsung dengan baik.


Ruang Jatijajar Komplek Pendopo Rumah Dinas Bupati
Sebagai nara sumber dalam acara ini adalah Bapeda (P Arifin) dan dari dari DPKAD (P Prapto). Sangat disayangkan perwakilan dari Komisi A dan Komisi B DPRD tidak mengirimkan perwakilannya.


Nara SUmber Forum SKPD dari kiri ke Kanan P Prapto, P Arifin, P Budi Satrio dan P Agus

Tata ruang disusun secara elegant dan santai dengan 10 meja bundar.  Desain ini untuk menghindarkan kesan menggurui yang terjadi pada desaign kelas.  Harapan dari penitia dengan desaign seperti ini adalah ada kesetaraan sehingga peserta dapat merasa nyaman menyampaikan masukan dan pendapatnya.


Tata ruang di desaign dengan meja bundar sehingga perasaan setara tercapai.

Dalam makalahnya, Kepala Pelaksana BPBD emnyampaikan bahwa: Kebumen masih menempati ranking ke 3 paling rawan bencana di Jawa Tengah, kejadian bencana terus bertambah, nilai kerusakan dan kerugian meningkat drastis sementara anggaran belanja dari APBD bertambah secara tidak bermakna.  Sebagai contoh pada tahun 2013 nilai kerugian akibat bencana sebesar 21 milyard, tetapi dana bantuan kepada masyarakat masih sama dengan 3 th yll yaitu 90 juta,   ketika itu (th 2011) nilai kerugian hanya 500 juta.

Untuk tahun 2015 Kalak BPBD tersebut memproyeksikan bahwa bencana hidrometeorologi akan semakin ganas, ini sudah terbukti bahwa bencana banjir, dan kekeringan pada tahun 2013 sudah tidak mengikuti pola 3 tahunan. berikutnya adalah ancaman tsunami harus terus disosialisasikan. Dalam aspek lain kerentanan akan tetap menjadi pekerjaan utama.

Kerentanan yang masih menghantui adalah, kerentanan karena aspek sosial ekonomi dan budaya, degradasi lingkungan, politik lokal dan Sumber daya Manusia.

.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar